Mikrotik Fail Over (Backup Link)

Pada kesempatan kali ini saya akan menulis artikel, cara konfigurasi failover pada mikrotik. Metode ini dapat di manfaatkan untuk membuat link backup, jadi misal kita memiliki 2 link sebut saja link A dan link B, ketika link A mati maka traffic akan dilewatkan melalui link B begitu pula sebaliknya ketika link B mati maka traffic akan melalui link A.

Untuk topologi ang digunakan kurang lebih seperti berikut.

 

Kita fokus saja pada konfigurasi mikrotik yang paling bawah, yang saya beri nama mikrotik client.



Karena kita menggunakan 2 link maka konfigurasi NAT juga kita tambahkan 2.



Lalu untuk routing juga kita tambahkan 2 default route, untuk link A dan link B.



Setelah menambahkan default route, kita lakukan sedikit modifikasi pada konfigurasi default routenya. Pertama kita harus tentukan mana link utama dan link backup, pada contoh kali ini link A akan saya jadikan sebagai link utama dan link B sebagai link backup.

Untuk link utama isi kolom check gateway menggunakan ping.



Dan untuk link backup ganti distance menjadi lebih besar dari distance link utama, pada contoh kali ini karena distance link utama adalah 1 maka untuk link backup saya ganti menjadi 2.



Jika sudah maka tamilannya kurang lebih seperti gambar di atas, link A akan aktif static dan link B akan menjadi static, sekarang kita lakukan pengujian.



Lakukan traceroute ke server dari pc client.



Selanjutnya saya akan coba memotong link B.



PC client masih bisa konek ke server, karena yang di potong adalah link backup bukan link utama.



Sekarang coba saya potong link A dan saya kembalikan link B.



Coba kita lihat di menu ip > routing maka link A akan berwarna merah, dan memiliki flag (i) yaitu inactive / mati.



Kita coba lagi traceroute ke server dari pc client, maka semua akan berjalan normal karena traffic akan otomatis lewat melalui link B.


Kesimpulan:

Kita menambahkan parameter check gateway pada link utama, check gateway ini akan mengirim paket ping ke router gateway setiap 10 detik sekali, jika ping yang dikirim statusnya RTO (Request Time Out) maka router akan menunggu 10 detik berikutnya, dan apabila masih RTO maka router akan menganggap link tersebut mati, dan otomatis akan berpindah ke link B karena memiliki distance terdekat.

 

Kita merubah distance pada link B, bertujuan untuk memberitahu router kalau link B itu adalah link backup dan router akan otomatis merubah flag dari link B menjadi hanya static tidak active, tetapi kalau gateway distance yang paling dekat yaitu link A memiliki distance 1 mati, router akan otomatis merubah flag link B menjadi static active.

 

Dan apabila kedua link tersebut sudah aktif maka router akan mengembalikan ke kondisi semula yaitu link A static active dan link B static.


Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama